WASHINGTON - Para ahli konservasi di Amerika
Serikat membangun sebuah gua kelelawar buatan dalam hutan Tennessee
untuk melihat apakah ini bisa dijadikan solusi untuk menyelamatkan
kelelawar. Diketahui sejumlah kelelawar mati oleh jamur yang tersebar di
wilayah Amerika Utara.
Dilansir Washingtontimes, Minggu (16/9/2012), proyek senilai USD300 ribu oleh Nature Conservancy ini merupakan yang pertama terkait struktur hibernasi buatan manusia untuk kelelawar di alam liar. Tidak seperti gua alami, gua buatan ini dapat dibersihkan setiap tahun untuk menjaga jamur yang menyebabkan penyakit sindrom white-nose yang berbahaya bagi kelangsungan hidup kelelawar.
"Kami berbicara dengan orang lain, menunggu salah satu dari mereka untuk menghubungi kami dan mengatakan bahwa kami gila. Namun tidak satupun ada yang mengatakan hal itu," ujar Gina Hancock, Direktur Tennessee Chapter of The conservancy.
Ia mengatakan bahwa gua yang dibuat ini, dirancang dari bagian beton prefabrikasi. Pada panjang 78 kaki dan lebar 16 kaki, ini tampak seperti ukuran satu rumah yang dapat dipindahkan. Memiliki langit-langit dengan tinggi 11 kaki yang bertekstur khusus, sehingga kelelawar dapat melekat di langit-langit gua buatan ini.
Sebagian besar dari gua ini kemudian ditutup dengan tanah setinggi empat kaki. Selain itu, disediakan pula lubang sebagai asupan udara yang berfungsi juga sebagai pintu masuk kelelawar.
Gua kelelawar buatan ini ditempatkan di dekat gua alami yang sesungguhnya serta bertujuan untuk membangun populasi hibernasi kelelawar abu-abu. Rencananya, para ahli konservasi berupaya menarik populasi hewan mamalia yang dapat terbang itu ke gua buatan, dengan memancarkan pengeras suara ultra-sonic.
Sindrom white-nose, dapat dikenali melalui bagian moncong pada kelelawar. Penyakit ini membuat kelelawar bangun dari hibernasi dan mati ketika mereka terbang ke lanskap musim dingin dalam pencarian makanan.
Penyakit ini pertama kali terdeteksi di New York pada 2006. Infeksi jamur bernama Geomyces Destructans ini telah menewaskan lebih dari 5,7 juta kelelawar.
Gua buatan ini difungsikan sebagai tempat tinggal bagi kelelawar dan setiap tahunnya dapat dibersihkan secara berkala. Sehingga, menjaga jamur mencapai tingkat mematikan, yang mengganggu kelangsungan hidup kelelawar. (fmh)
Dilansir Washingtontimes, Minggu (16/9/2012), proyek senilai USD300 ribu oleh Nature Conservancy ini merupakan yang pertama terkait struktur hibernasi buatan manusia untuk kelelawar di alam liar. Tidak seperti gua alami, gua buatan ini dapat dibersihkan setiap tahun untuk menjaga jamur yang menyebabkan penyakit sindrom white-nose yang berbahaya bagi kelangsungan hidup kelelawar.
"Kami berbicara dengan orang lain, menunggu salah satu dari mereka untuk menghubungi kami dan mengatakan bahwa kami gila. Namun tidak satupun ada yang mengatakan hal itu," ujar Gina Hancock, Direktur Tennessee Chapter of The conservancy.
Ia mengatakan bahwa gua yang dibuat ini, dirancang dari bagian beton prefabrikasi. Pada panjang 78 kaki dan lebar 16 kaki, ini tampak seperti ukuran satu rumah yang dapat dipindahkan. Memiliki langit-langit dengan tinggi 11 kaki yang bertekstur khusus, sehingga kelelawar dapat melekat di langit-langit gua buatan ini.
Sebagian besar dari gua ini kemudian ditutup dengan tanah setinggi empat kaki. Selain itu, disediakan pula lubang sebagai asupan udara yang berfungsi juga sebagai pintu masuk kelelawar.
Gua kelelawar buatan ini ditempatkan di dekat gua alami yang sesungguhnya serta bertujuan untuk membangun populasi hibernasi kelelawar abu-abu. Rencananya, para ahli konservasi berupaya menarik populasi hewan mamalia yang dapat terbang itu ke gua buatan, dengan memancarkan pengeras suara ultra-sonic.
Sindrom white-nose, dapat dikenali melalui bagian moncong pada kelelawar. Penyakit ini membuat kelelawar bangun dari hibernasi dan mati ketika mereka terbang ke lanskap musim dingin dalam pencarian makanan.
Penyakit ini pertama kali terdeteksi di New York pada 2006. Infeksi jamur bernama Geomyces Destructans ini telah menewaskan lebih dari 5,7 juta kelelawar.
Gua buatan ini difungsikan sebagai tempat tinggal bagi kelelawar dan setiap tahunnya dapat dibersihkan secara berkala. Sehingga, menjaga jamur mencapai tingkat mematikan, yang mengganggu kelangsungan hidup kelelawar. (fmh)
0 komentar:
Posting Komentar