Sebagian besar etnis Rohingya saat ini
hidup di tempang penampungan yang berada di Bangladesh. Tetapi beberapa
waktu terakhir, Bangladesh mulai mempersulit kondisi mereka dengan
menolak bantuan untuk etnis Rohingya.Amerika Serikat (AS) mendesak agar Bangladesh untuk tetap membuka perbatasan mereka kepada pengungsi Rohingya yang ingin pergi dari Myanmar. AS turut menganjurkan Bangladesh menjamin keselamatan mereka ke wilayah Myanmar, sebagai bagian dari upaya penyelesaian masalah dalam waktu panjang.
Baru-baru ini, delegasi dari Kementeri Luar Negeri AS mengunjungi wilayah yang dilanda kerusuhan antara etnis Rohingya dan Rakhine di Arakan. Delegasi itu mengunjungi lokasi pengungsian warga Rohingya di Cox Bazar, Bangladesh.
Menurut pejabat AS yang mengunjungi lokasi pengungsian mengatakan, situasi di Myanmar saat ini masih terlalu berbahaya untuk etnis Rohingya. Mereka juga mendesak Myanmar dan Bangladesh untuk bekerja sama mengatur solusi mengatasi para pengungsi. AS pun menekankan pentingnya menyediakan bantuan makanan dan kesehatan bagi etnis Rohingya.
"Bangladesh patut dipuji selama bertahun-tahun belakangan mendukung etnis Rohingya. Tetapi mereka seharusnya bisa berbuat lebih bagi puluhan ribu warga Rohingya yang tidak terdaftar dan saat ini berada di Bangladesh," ujar pejabat Kemlu AS Dan W. Mozena, seperti dikutip Reuters, Jumat (14/9/2012).
Mozena menilai warga di pengungsian memerlukan bantuan secepatnya. Tetapi seorang pejabat AS lainnya mengatakan, rekonsiliasi merupakan dan reintegrasi dari kelompok etnis ini merupakan cara untuk mengatasi krisis antara kedua etnis tersebut.(faj)
0 komentar:
Posting Komentar